Author Archives: Yayasan Cinta Anak Indonesia Tasikmalaya
Terapi Menulis untuk Anak Berkebutuhan Khusus tipe ADHD
Anak berkebutuhan khusus?
Apa yang sahabat pikirkan ketika mendengar Anak Berkebutuhan Khusus? Mungkin sahabat akan berpikir kasihan, membingungkan dan butuh pertolongan. Bila ini ada di pikiran sahabat, mungkin saja benar.
Beberapa minggu terakhir ini saya disibukkan dengan mengajar menulis ABK dengan tipe ADHD. Anak dengan tipe ini sepintas mirip dengan autis, sayangnya pada kenyataannya kecerdasannya masih di bawah anak autis. Sehingga dalam pengajaran mereka sulit menangkap apa yang kita terangkan.
Raihan, 16 tahun, murid saya dengan tipe ADHD ini sebenarnya memiliki hobi mengetik komputer. Hal ini jadi modal yang sangat baik untuk mengarahkan dia menulis. Meski begitu tidak semudah itu, Raihan bisa berkosentrasi penuh, karena saya harus sadar Raihan adalah anak ADHD yang punya banyak energy untuk melakukan banyak hal di luar yang dia suka.
Tahap pertama mengajar pertama
Saya mencoba berkoordinasi dengan shadow teacher-nya perihal sejarah Raihan dan perkembangannya di sekolah. Dari sini saya mendapatkan fakta menarik tentang Raihan…
View original post 651 more words
“…Gerakan Pendidikan Inklusif Mulai Membumi…”
“…Ilustrasi Siswa Pelajar…” Photo By : Red. NRMnews.com
“…NRMnews.com – KENDARI, Sejak gerakan pendidikan inklusif dimulai pada 2012, terlihat peningkatan jumlah peserta didik yang luar biasa. Rata-rata ada 10 ribu siswa setiap tahunnya. Ini menunjukkan bahwa gerakan pendidikan inklusif mampu meningkatkan penyediaan kesempatan dan akses bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk mendapatkan hak pendidikannya.
Tidak hanya itu, pendidikan inklusif juga menjadi sarana yang sangat efektif dalam penanaman pendidikan karakter. “Bercampurnya anak dengan berbagai latar belakang pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, dan karakteristik dalam lingkungan sekolah inklusif, akan menumbuhkan semangat untuk peduli, kerja sama, menghargai perbedaan dan saling menghormati,” ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Hamid Muhammad, di Kendari, Jumat (19/9/2014).
Bahkan, katanya, melalui pendidikan inklusif, para guru dan kepala sekolah akan senantiasa kreatif dan berinovasi tinggi untuk bisa melayani dan menyelenggarakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang beragam tersebut. Namun, walaupun akses dan kesempatan untuk…
View original post 262 more words
Pemimpi(n) Inklusi*
Everyone wants to be accepted
Raisya, student with special needs
Kids with special needs only want what everyone wants: To be accepted
Thanks To Allah we have you here,Raisya…
Buruh Batik Jadi Pengusaha Batik
Bu win (oranye) sedang memilih batik untuk dikerjakan karyawannya di rumah masing-masing
Kerja keras, keuletan dan diiringi doa akan membuahkan hasil, seperti yang dialami oleh salah satu pengusaha batik yang tinggal di desa Babagan Lasem. Sri Winarti (39) berhasil membuktikan dari buruh batik ia berhasil menjadi pengusaha batik.
Sejak tahun 1993, Ia bersama saudara dan orang tuanya bekerja sebagai buruh batik di pengusaha batik tulis Lasem ”kuda” atau sekarang lebih dikenal sebagai batik “Purnomo”..
Dari situlah kemampuan membatik diperolehnya, kemudian pada tahun 2010 melalui program PNPM desa Babagan ia memperoleh pengetahuan pengetelan (mencuci kain) dari almarhumah Naomi pemilik batik maranantha yang kemudian diteruskan oleh Rifai pemilik batik “Ningrat”.
Di tahun yang sama istri dari Kunardi itu bersama rekan-rekannya memperoleh pelatihan pewarnaan di Pekalongan dimana seluruh biaya pelatihan ditanggung oleh Pemkab Rembang.
Setelah merasa pengetahuan tentang membatik komplit ia mencoba memberanikan diri membuat batik sendiri.
“Saya masih ingat awalnya 13 potong…
View original post 410 more words